Tidak mudah melakukan sesuatu yang sebelumnya belum pernah dilakukan. Dan itu yang dinamakan tantangan. Seperti halnya aku mencoba membuat sebuah resep kue serabi, yang biasanya hanya tau bagaimana cara makannya tanpa tau bagaimana cara membuatnya.
Ini berawal dari seorang kawan yang ingin membuat “menu kejutan” pada acara kegiatan alam yang akan kami lakukan bulan depan. Insyaallah.
Masak-memasak menjadi salah satu kegiatan yang mengasyikkan bila dilakukan di alam terbuka. Kebersamaan akan tercipta dengan sendirinya, apalagi saat menyantap makanan yang sudah tersedia. Yummy…apapun itu makanannya, laziiizzzz.
Kembali kepada menu kejutan “serabi”. Yang aku tau dari kue serabi adalah kue yang terbuat dari tepung beras dan santan kelapa. Dimasak dengan cara dipanggang di atas kayu bakar menggunakan wajan tanah liat. Setelah masak, dapat dihidangkan dengan gula jawa yang dicairkan bersama santan.
Tanya-tinyi ke mbah gugel, ternyata banyak sekali versi dari kue serabi. Saya maunya yang original saja, akhirnya coba memadupadankan dari beberapa resep yang didapat. Untuk takarannya semua hanya dikira-kira saja. Dan berikut hasilnya :
Bahan :
- Tepung beras
- Santan
- Gula pasir
- Garam
Biang :
- Tepung terigu
- Baking powder
- Air
Saus :
- Gula jawa
- Santan
- Daun pandan
Cara membuat :
- Biang : campurkan semua bahan, dan aduk hingga rata. Diamkan sekitar 15 menit.
- Campurkan semua bahan, aduk hingga rata. Lalu masukkan biang. Kemudian diamkan lagi sekitar 30 menit agar adonan mengembang.
- Tuang ke dalam cetakan, dan bakar menggunakan api sedang.
- Sajikan dengan gula jawa yang telah dicairkan bersama santan, dan daun pandan.
Namanya juga coba-coba, jadi bahan dan peralatan masak menggunakan yang ada saja. Wajannya hanya menggunkan penggorengan biasa. Apinya dari kompor gas lpg. Menurut saya, kalau soal rasa sudah hampir sama pada umumnya, tapi dari bentuknya, olalalalala :D
Aku melakukan tiga kali percobaan di waktu yang sama:
- Percobaan pertama; komposisi kurang tepat, sehingga hasilnya menjadi tekstur yang padat alias bantat.
- Percobaan kedua; kutambahkan air agar kekentalan andonan sedikit lebih cair, dan berhasil. Tekstur bolong-bolong sudah di dapat, dan tingkat kematangannya pun merata. Hampir sempurna.
- Percobaan ketiga; kutambahkan kembali tepung dan air untuk mendapatkan adonan yang lebih pas kira-kiranya. Tapi ternyata, yang kulakukan sia-sia. Hasilnya menjadi kacau belau.
Dengan demikian, kucukupkan saja percobaan kali ini karena kalau dilanjukan akan banyak menimbulkan rugi. Lain waktu jika masih diberi kesempatan, akan aku coba lagi, tapi ga janji
Tidak ada komentar:
Posting Komentar